SETELAH DIHANTUI MACAN
Iya, betul memang, pantas saja cerpennya Seno Gumira Ajidarma, "Macan" jadi juara. Pas lagi tegang, eeeh... tamat. Ngeselin!
Cerita-cerita lain sebetulnya juga bagus. Yang bilang: "yaah ini sih biasa, saya juga bisa bikin" gitu, kayaknya mending diam!
Cerpen Okky Madasari meningatkan saya pada film Castaway on the Moon. Cerpen Muna Masyari bikin saya ingat cerita Agus Noor yang juga bahas soal ulat (bikin otomatis merasa gatal membayangkan ulat bulu😶). Vika Wisnu dengan cerpen Pasar Pelukan mengingatkan saya pada jasa jual pelukan yang sempat viral di medsos. Bisa jadi idenya dari sana. Cerpen Herman RN bikin sedih dan hati jadi mencelos di bagian endingnya. Cerpen Sasti Gotama mengisahkan sisi psikologis setiap manusia yang sebetulnya bisa saja keluar saat terdesak. Cerpen Martin Aleida mengirim rasa 'ngungun' dan patah hati, tentang eks tapol yang seperti tidak punya kesempatan lagi. Ah!
Sisanya, silakan Anda baca sendiri deh. Nanti saya terkesan spoiler. Terutama bagi orang-orang yang tidak membaca cerpen di Kompas setiap minggu.
Memang tidak ada yang baru di dunia ini. Tapi setiap cerita dengan ide yang sama, bisa diolah dengan cara berbeda. Seperti racikan bumbu pada masakan, beda tangan beda eksekusi. Saya yakin, semua sudah melalui seleksi ketat. Semua cerpen yang masuk ke redaksi adalah pemenang. Yang menulis dan mengirimkan adalah pemenang.
Setiap penulis dalam buku ini mampu menghadirkan kisah yang bikin kita berdecak, menahan napas, ikut marah dengan suasana yang dibangun dalam cerita, dan lain-lain. Semua berhasil mengemas cerita bahkan dari ide sederhana, menjadi kisah luar biasa.
Proficiat!
Saya suka, saya suka, saya suka!
.
.
.
#steemliceracy #kumcer #cerpenpilihanKompas2020 #cerpen #cerpenKompas #Macan #sastra #sastraIndonesia