Happy New Year, Pagi
Hm, perlukah aku mengucapkannya? Pun sudah terlambat. Kau pun tahu, itu cuma sebagai basa-basi saja. Sebagai penghilang kikuk dan degup jantung yang tak beraturan.
Aku hanya merasa sudah terlalu lama tidak menyapamu. Kau, apa kabar? Aku yakin kabarmu selalu baik. Banyak yang mendoakan kebahagiaan untukmu. Banyak yang menyodorkan senyuman untukmu. Banyak yang mengirimkan semburat warna jingga untukmu.
Eh, apa kamu berharap aku menanyakan kabarmu? Dan, apakah kau ingin mengetahui kabarku? Aku selalu berharap kau bertanya tentangku, Pagi. Atau tentang apa saja. Aku ingin menjadi penting bagimu. Aku ingin kamu berbagi banyak hal denganku.
Aku ingin bercerita, boleh ya?
Ini tentang Sore*. Tentang seseorang bernama Sore yang sangat mencintai senja. Kau tahu mengapa Sore sangat menyukai senja? Karena senja itu bisa bermacam-macam warna. Kadang ia abu-abu, kadang ia berwarna jingga. Kadang mengirimkan semangat dan gelora, terkadang menyimpan mendung dan hasrat yang terpendam.
Namun, apa pun warna senja, langit tetap menerimanya sepenuh hati. Langit dan senja saling mencintai apa adanya. Mereka saling mengirim kehangatan atau saling menularkan kesejukan.
Pagi,
Aku pun ingin mencintaimu apa adanya. Dan ingin dicintai apa adanya olehmu. Di sini aku merasa dekat denganmu. Di sini aku merasakan getar-geletar cinta yang pertama kali untukmu. Di sini aku memahami artinya mengejar. Mengejar waktu. Mengejarmu. Mengejar keinginanku.
Di sini, aku paham artinya rindu. Limpahan cahaya matahari yang melelehkan gumpalan-gumpalan es, atau serupa dingin yang membekukan segala rasa. Di sini aku paham, jauh atau dekat denganmu bukan perkara jarak.[]
*Sore, nama tokoh dalam film Istri dari Masa Depan
Posted from my blog with SteemPress : https://senaraicinta.com/2019/01/03/happy-new-year-pagi/