Di Negeri Tetangga Kudapati Cinta-Nya

in #steempress6 years ago (edited)

a60bae858ee9c5bfb0d900e1105365c8.jpg

source


Duhai wanita, sesungguhnya kecantikan itu tidak terletak pada hal fisik. Ia berada di pantulan akhlak dan jiwa. Di mana keduanya terpaut oleh cinta Allah dan untaian syukur atas nikmat-Nya. Maka berpendaranlah cahaya keindahan melebihi nur
bidadari syurga.


Cermin besar di ruang tamu majikanku menjadi tempat wajib yang selalu aku kunjungi. Pantulan dari cermin besar itu adalah sesosok wanita yang pendek dan gendut. Ya, itulah aku. Biasa dipanggil Uut. Memandang begitu jelas fisik di hadapan cermin menggali lagi ingatan tentang ucapan orang akan fisikku.

Bahkan anak majikan yang masih di bawah umur. Tapi apa yang anak kecil katakan adalah kejujuran. Dan jauh di dalam hati selalu menyisakan sedih.

“Kamu pendek sekali, lihat aku sekarang lebih tinggi darimu!” Salah satu ucapan anak majikanku yang berumur dua belas tahun, namanya Shelly. Aku yang berusia dua puluh lima tahun jauh lebih pendek darinya.

Dari dulu aku tidak pernah percaya diri dengan fisikku. Tidak bisa berdandan, bahkan membentuk rambut pun tidak bisa. Sehingga saat keluar rumah selalu bingung dengan stlye yang cocok.

Ketika melihat wanita yang begitu anggun dengan busana, make-up bahkan hair stylenya pasti benak akan selalu berpikir ‘andai itu aku’ begitu seterusnya. Namun seiring berjalannya waktu pandangan akan kecantikan mulai berbeda dari sebelumnya. Apabila melihat gadis melayu berpakaian muslimah dengan pasminanya membuat aku berpikir bahwa mereka lebih cantik, anggun meski simple.

Pernah suatu ketika saat aku membersihkan kamar majikan tanganku gatal untuk mengambil dan mencoba shal majikan wanitaku. Dan membentuknya seperti kerudung.

“Ah, gilaaa!!!”

Sebuah tindakan keliru demi percobaan untuk melihat pasti ada ‘istimewa’nya dalam diriku. Hal itu aku coba berulang kali. Ada perasaan bersalah hinggap tapi ada dorongan kata bahwa yang kulakukan demi keinginan mencapai sebuah kepastian.

Hal lain yang mempengaruhi pikiranku tentang berdandan adalah majikan wanitaku. Saat ada acara pesta atau makan malam bersama di luar, pasti yang paling lama adalah menunggunya. Berdandan hampir satu jam. Padahal wajahnya sudah cukup cantik kenapa masih kurang puas?

Berarti orang cantik pun tetap tidak percaya diri tanpa adanya make-up, batinku kala itu.

Aku terus mencari sebuah pembelaan dan keyakinan bahwa Allah menakdirkanku pasti dengan kelebihan di samping kekurangan yang ada. Saat aku kerja di Singapore waktu itu majikan tidak mengizinkanku memakai handphone. Semua kegelisahan, keraguan, kebingungan dan ketidaktahuan akan banyak hal hanya bisa terkungkung dalam hati. Tidak seperti sekarang begitu mudah untuk mencari jawaban.

Namun majikan masih memberiku pelipur kesendirian yaitu melalui buku bacaan yang bisa dipinjam di perpustakaan. Dari saat itulah awal aku mencari semua jawaban dalam buku. Perlahan membuka mata hatiku untuk lebih percaya diri dan tidak memandang rendah pada diri sendiri. Sebab apa yang ada dalam angan bisa memantulkannya pada dunia luar. Seolah sebatas itulah diri kita.

Setelah membaca buku tentang muslimah ada hentakan kuat dalam sanubari untuk berubah. Hijrah dalam berpakaian, meski aku akui saat itu kewajiban berhijab bagi wanita yang mengaku muslimah belum aku ketahui.

Tetapi aku merasa berhijab bisa menyembunyikan ketidaknyamananku dalam berdandan maupun berpakaian. Sebab hijab itu mudah. Dengan debaran ketakutan aku beranikan diri meminta izin pada majikan untuk berkerudung, shalat dan puasa. Awal baru dalam diary kehidupanku.

C6TjnTGU0AAY-cx.jpg

source

Tanpa diduga jawabannya membuat ragaku bergetar. Tangis yang tertahan akan kebahagiaan.

“Yes, you may do. But do not lazing around with your work!” ucapnya mengizinkan.

“Yes, Mam, thank you.” Aku jawab berulang-ulang hingga membuatnya tersenyum. Dan aku kembali ke kamar mandi, mencuci pakaian yang belum selesai sambil memikirkan kapan bisa keluar untuk membeli kerudung dan mukena. Sembari mencuci, bibirku tak lekang dari senyum memanjang.

 


“You look ugly!” Ucapan pertama yang keluar dari Shelly ketika melihat pakaianku berbeda dari biasanya. Celana panjang, baju lengan panjang dan tentunya pasmina. Aku tanggapi dengan senyuman meski dalam hati ada keraguan. Benarkah pakaian ini bisa membuatku percaya diri? Atau akan menambah kemurungan akan fisikku semakin menjadi-jadi?

Perubahan yang aku lakukan sering mendapat ejekan dari anak majikan. Tapi aku mencoba tetap bertahan dan benar hatiku lama-lama tenang dengan semua ejekan mereka. Anggap angin lalu.

Bahkan pernah Shelly mengatakan tidak akan ada lelaki yang mau menikahiku sebab pakaianku yang aneh. Lagi-lagi senyum sebagai jawabanku. Walau aku sudah terangkan padanya bahwa baju ini bagian dari kewajiban wanita Islam sesuai penjelasan dari buku bacaanku. Dia hanya tertawa lalu pergi kembali dengan tugas sekolahnya sambil terus mengatakan ‘ugly’.

Meski begitu tekad untuk berhijab aku teruskan, ejekan dari Shelly hanya bagian kecil dari perjalanan hijrahku. Perjuangan sebenarnya ada ketika aku pulang ke Indonesia nanti, dan aku yakin itu. Sebelum aku pulang ilmu pengetahuan tentang hijab aku cari lagi sebab untuk menjawab jika ada yang mempertanyakan soal perubahan baruku.


Setibanya di Indonesia
Perkiraan akan tanggapan orang-orang tentang perubahaan diriku benar adanya. Banyak yang tidak secara langsung mengejek bahwa tidak ada gunanya berpakaian seperti itu jika sikapnya tak baik. Atau ada yang bilang berpakaian hijab hanya untuk hiasan saja. Tapi ada hal sederhana yang membuat aku yakin pada pilihanku. Lelaki, ketika mereka bertemu lalu menyapa dan mengajakku bicara sikapnya lebih sopan.

Mungkinkah sebab cara berpakaianku? Pertanyaan yang keluar masa itu.
Orang lain akan menghargai diri kita apabila kita menghargai diri sendiri lebih dulu.

Namun hijab yang awalnya aku kenakan demi sebuah label ‘cantik’ dan hijab untuk menyembunyikan ketidakpandaianku berdandan berangsur-angsur menjadi sebuah kebutuhan bagiku. Saat di negeri sendiri di lingkungan yang beragama sama, aku tidak pernah menyadari kewajiban berhijab. Di negeri tetangga aku mendapatkannya. Meski aku sama dengan wanita lainnya yang mengharapkan kecantikan dan iri jika ada wanita dengan paras dan fisik cantik. Rambut tergerai indah, wajah bebas dari jerawat dan disukai lelaki.

Akan tetapi pandangan seperti itu perlahan-lahan hilang. Bukan dengan sendirinya, tapi aku mencari dan akhirnya menemukan banyak teman yang memberi nasehat tentang kecantikan wanita yang sesungguhnya.

‘Lelaki yang mencintaimu dengan tulus tidak akan melihat indahnya fisikmu, tapi cantiknya akhlakmu’, nasehat salah satu teman membuat aku merenung dan mencoba memutuskan. Haruskah aku selalu mengutuk ciptaan Allah ini?

Padahal aku tahu banyak di luar sana wanita lain yang tidak sempurna fisiknya. Kembali pintu cinta Allah terbuka untukku. Dari hijab yang menumbuhkan percaya diri sampai sangat yakin bahwa hijab adalah pelindung wanita muslimah, simbol wanita muslimah, dan tanda cinta dari Allah untuk wanita.

Sekarang pasmina, celana leging atau jeans dan kaos panjang bukan lagi pilihan bagiku. Sebab aku telah memilih untuk berganti gamis, seanggun muslimah lain yang berpakaian syar’i. Terkesan mengikuti, tapi ikut-ikutan dalam kebaikan tiada ruginya.

Aku semakin mantap bahwa hijab bukan hanya sekedar pakaian longgar untuk kaum hawa. Tapi lebih dari itu.
Jadi, dengan hijab aku tidak repot dan sibuk bagaiamana harus berdandan rambut dan wajah. Kesederhanaan dari hijablah yang mencukupi kebutuhan keindahan fisik seorang wanita. Dan sekarang aku nyaman dengan apa adanya diriku.

Meski tak dipungkiri pikiran tentang fisik gendut dan pendekku kadangkala bertandang. Apalagi ketika memakai gamis dan kepanjangan, maka akal berharap tinggiku bertambah agar anggun dalam mengenakannya seperti muslimah lain.

Aku sehat! Aku cantik! Adalah dua kata penyemangatku ketika pikiran frustasi itu bertamu. Paling penting yang menyadarkanku adalah raga seindah apapun, ia akan bersatu kembali menjadi tanah. Dan hanya akan meninggalkan nama.

Maka aku memilih bersyukur apabila yang kutinggalkan nanti bukan sekedar nama dan fisik yang dipuji kala hidup. Tapi lebih ke akhlak yang baik.

Walaupun berhijab memang belum tentu baik akhlaknya, tapi setidaknya perintah Allah sudah aku jalankan. Terlepas dari baik tidaknya akhlakku semua masih dalam proses perubahan dan tentunya pandangan Allah padaku.

Allah menghadirkan cinta-Nya di mana saja sesuai kehendak-Nya bagi yang mencari dan cinta-Nya berwujud banyak hal.

Cantik itu ketika kamu yakin bahwa dirimu cantik, bukan apa yang dikatakan dan diyakini orang lain akan diri kita. Sebab cantik itu tidak berwujud tapi ia ada dalam jiwa yang memaknainya dengan syukur.

>Wajah cantik tidak membawa ke syurga. Akhlak baik dijamin bahagia. Yakinkan hati dan jiwa, hawa.
 

IMG-20180627-WA0014.jpg

@ucizahra


Posted from my blog with SteemPress : http://ucizahra.epizy.com/2018/10/25/di-negeri-tetangga-kudapati-cinta-nya/

Sort:  

aku di tinggalin 😢😢😢 😃😃😃

Posted using Partiko Android

Ditinggal kemana, Bang?

Posted using Partiko Android

abis dirimu dapati cintanya di negeri tentangga😃😃😃

Posted using Partiko Android

Aih tak kira, cintanya masih banyak stok bang

Posted using Partiko Android

betul betul betul haha

Posted using Partiko Android

😂😂😊😆

Posted using Partiko Android

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by Ucizahra from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

wajah cantik tidak membawa ke surga hanya iman yang cantik yang menjamin k syurga..😍

Posted using Partiko Android

Aamiin, iya Mbak.. 😍

Posted using Partiko Android

Congratulations @ucizahra! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You made more than 1500 upvotes. Your next target is to reach 1750 upvotes.

Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemitBoard notifications improved

You can upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!