Ramadhan ke-3 Tanpanya
Saat ingin menulis, tangan ini rasanya tidak ingin bergerak. Hanya bisa merenung dan mengenang hari yang telah terlewati bersama bapak. 9 Maret 2016, ketika Shafiya, anak pertama sekaligus cucu pertama lahir dengan selamat, suasana haru, bahagia hadir dalam keluarga kami. Apa lagi shafiya adalah bayi yang sangat lucu dan menggemaskan. Sejak saat itu hari-hari bapak menjadi bahagia meskipun beliau tidak mampu lagi bekerja. Akan tetapi, dengan hadirnya Shafiya, bapak memiliki kesibukan baru, bermain dengannya.
3 bulan Shafiya di "dodaidi" (ayun) oleh ayahchiknya (kakeknya). Dan selama 3 bulan itu pula saya tidak merasa kesepian dirumah. Mamak yang sering berpergian, suami yang bekerja hingga larut malam, @akbarrafs yang sering diluar kota dan hanya saya dan bapak yang tinggal dirumah. Menjelang malam, terkadang masih berdua.
Sehari sebelum megang pertama, nenek kami di bawa ke rumah sakit karena sudah tidak sadarkan diri. Bapak mencari mamak yang saat itu ke pasar untuk berbelanja keperluan meugang. Saat itu Bapak sempat berkata "sungguh rezeki NekYam jika meninggal dalam bulan ini, tidak akan ada siksa karena mulianya bulan ramadhan."
Malam, ketika saya dan @akbarrafs makan malam sambil bercerita tentang ADC (Aceh Documentary Competition), mamak sedikit kesal karena Bapak menunggu saya. Sudah menjadi kebiasaan, saya selalu memberi obat dan mengurut badannya. Dan ternyata malam itu merupakan malam terakhir saya melakukan aktivitas itu.
Malam itu, tepat jam 2 mamak membangunkan saya, dan kami berfikir bahwa keadaan bapak masih seperti sakit biasanya. Sekitar 20 menit kami berada didekat beliau, membacakan ayat-ayat suci dan membisikkan kalimat syahadat sampai akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Saya termenung melihat wajahnya. Perasaan sedih yang begitu amat sedih terasa, dan memeluknya tanpa suara.
Kami sangat sayang padanya, 8 bulan sebelum beliau pergi, dalam keadaan hamil, saya dan keluarga selalu membawa beliau kerumah sakit bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia. Dan kini kami harus merelakannya pergi tepat hari ini, meugang kedua tahun 2016 dua tahun yang lalu. Dari awal sampai jenazah beliau diangkat untuk di shalatkan di musala saya mampu menahan tangis, namun ketika jenazah beliau dibawa kemakam, saya tidak sanggup lagi menahannya dan menangis tersedu-sedu.
Sampai saat ini saya masih sangat merindukannya, apa lagi ketika saya hanya tinggal berdua dengan anak dirumah. Biasanya ada beliau yang tidur didekat ayunan sehingga saya bisa menyelesaikan pekerjaan. Itulah rahasia Allah yang harus kita hadapi. Cepat atau lambat kita juga akan merasakannya.
Semoga Allah menempatkannya ditempat yang indah dan nyaman. Dialah laki-laki yang tak pernah menyakiti hati.
Jadi teringat Alm. Bapak juga. Beliau meninggal di hari meugang tahun 2008 lalu. Moga Wlm. Bapak kita mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Amiiin...
Aamiiin
Al-fatihah 🙏
Aamiin. Terima kasih sudah berkunjung.
Congratulations @mariaulva! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP