Back To 1995's With "Koboy Kampus" (Bilingual)
The year 1995 is more than 20 years ago and I believe that some of you was not even born at that time. It was the time when I was still student in university and for sure there are a lot of things happened those days. The situation was also completely different, especially in terms of politics, social, and economic. We still have Soeharto as the president who made us have to be very careful to express ourselves in politics. We were far away from freedom, but it did not mean we give up. When there is a will, there is always a way!
Tahun 1995 memang sudah lebih dari 20 tahun yang lalu, dan saya yakin banyak di antara kalian yang bahkan belum lahir pada saat itu. Tahun itu saya justru sudah kuliah dan ada banyak hal yang terjadi. Situasinya jauh berbeda dengan sekarang, apalagi dalam urusan politik, sosial, dan ekonomi. Pada saat itu Bapak Soeharto masih menjadi President RI dan kami harus sangat hati-hati dalam mengekspresikan diri dalam hal politik. Kami jauh dari kebebasan, tapi tidak berarti kami menyerah begitu saja. Di mana ada keinginan kuat, di sana ada jalan!
Briefing after "Cut" during the shooting. Briefing setelah "cut" saat pengambilan gambar.
Most Indonesian must know about "Dilan", both as the book and the movie. Both are very success, Dylan Community is even created by loyal fans all over Indonesia. The success of the movie itself is not because it is beautiful to see, but because it is so natural and honest. For me, it is thoughtful and meaningfu that overwhelmed my imagination. Now, Pidi Baiq who wrote that book is busy making a new movie called "Koboy Kampus (Campus's Cowboy)" that will be launched at the end of this year.
Pasti banyak yang tahu "Dilan", baik bukunya maupun filmnya. Keduanya memang sangat sukses dan bahkan memiliki Komunitas Dilan yang didirikan oleh para fans setia di seluruh Indonesia. Kesuksesan dari film itu sendiri bukan karena nampak indah, tetapi justru karena sangat alami dan jujur. Bagi saya sendiri, keduanya sangat penuh pemikiran dan arti yang membuat nyaman imajinasi saya. Sekarang, Ayah Pidi Baiq yang menulis " Dilan" sedang sibuk mempersiapkan film berjudul "Koboy Kampus", yang rencana nya akan diluncurkan akhir tahun ini.
When I allowed to come to the shooting area, I got very excited. Before the shooting, I already knew that this movie is about The Panas Dalam band which establishes in 1995, when all its personals, including Pidi Baiq, were still students at the Art Department, Bandung Technology Institute. This band is not an ordinary band, all of their songs are full of critics, but very funny. They did not care about publicity at all, what they care is about creativities and ideas. They have guts as big as the biggest and highest mountain. At that time, they have guts to create their own nation which called " Panas Dalam" and got out from Indonesia. Though they came back and reunite with Indonesia later on, but I happened after the reform which means after Soeharto was no longer our President.
Waktu saya diijinkan untuk datang ke lokasi pengambilan gambar, saya senang sekali. Sebelumnya saya sudah tahu bahwa film ini adalah tentang "The Panas Dalam", sebuah group band yang didirikan pada tahun 1995 pada saat semua personalnya, termasuk Pidi Baiq, adalah mahasiswa Seni Rupa Institut Teknologi Bandung. Band ini bukan band biasa, lagu-lagi mereka penuh dengan kritik dan lucu. Mereka sama sekali tidak peduli dengan ketenaran, yang penting bagi mereka adalah kreativitas dan ide. Nyali mereka juga sebesar gunung terbesar dan tertinggi. Pada saat itu mereka berani mendirikan negara sendiri yang disebut sebagai " Panas Dalam" dan keluar dari Indonesia. Walaupun kemudian mereka kembali bergabung dengan Indonesia, tapi itu terjadi setelah Soeharto tidak lagi menjadi President RI.
On the location, I was like going back to 1995. I imagine myself being with them at that time. I really want to study like them but my parents did not allow me, perhaps they did not want me to be that bold. If I was with them at that time, definitely I will have more confidence to fight. At least I know I have friends who wants to fight with honesty and strong will, and do something different which is smarter than others, I think. Up till now they still consistence, they still separate creativity and publicity, they still fight for freedom and the truth with their own ways, and one thing which is very important, they are very honest, natural, always think further and beyond for all, not only for themselves. It is enough evidence for me to be proud of them, especially ayah Pidi Baiq, and also to feel relief that finally I know I am not alone. There are people out there who are even crazier than I am. Though I did not meet them at that time, but I am glad I have a chance to know them. Bless them all!
Di lokasi pengambilan gambar, saya merasa seperti kembali ke tahun 1995. Saya membayangkan diri saya bersama mereka saat itu. Dulu saya ingin banget bisa sekolah di Seni Rupa ITB, tapi tidak diijinkan orang tua karena mungkin mereka takut saya jadi terlalu berani. Kalau pada saat itu saya bersama mereka, saya yakin saya bisa lebih percaya diri untuk melawan. Paling tidak saya tahu saya punya teman yang mau berjuang dengan jujur dan keinginan yang kuat, dan mau melakukan sesuatu yang berbeda dengan cara yang lebih pintar menurut saya. Hingga sekarang mereka tetap sama, tetap memisahkan kreativitas dan publikasi, mereka tetap berjuang untuk kebenaran dan kebebasan dengan cara mereka sendiri, dan yang paling penting adalah tetap jujur, alami, selalu berpikir maju dan lebih jauh bagi kepentingan bersama, bukan hanya untuk diri mereka sendiri. Semua itu adalah bukti yang cukup bagi saya untuk merasa bangga dengan mereka, terutama ayah Pidi Baiq, dan saya juga lega karena saya tidak sendirian. Ada yang lebih gila dari saya. Meskipun saya tidak berjumpa mereka dulu, tapi saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan berjumpa mereka. Semoga Allah selalu memberikan mereka yang terbaik dan terindah.
I think this movie is very imporant, especially for the younger generation. I am not expected that they should be like my generations, but they have to learn about honor and dignity in the right track. It is not fame and famous, nor money and power that makes people dare enough to do something the right things and fight for the truth and freedom, but with creativity, ideas, thought, and consistency. We might be jailed, but when we have freedom in mind and hearts, we own the freedom.
Saya pikir film ini penting terutama bagi generasi muda. Saya tidak berharap mereka menjadi sama seperti orang-orang di generasi saya, tetapi mereka harus belajar soal harga diri dan hormat di jalan yang benar. Bukan popular it as dan ketenaran, bukan juga uang yang membuat orang cukup berani berada di jalan yang benar dan melakukan hal yang benar, untuk mau berjuang untuk kebenaran dan kebebasan, namun dengan kreativitas, ide, dan konsistensi. Kita mungkin dipejara, namun jika kita memiliki kebebasan dalam pikiran dan hati, maka kita memiliki kebebasan itu.
Bandung, 20 July 2018
Warm regards - Salam hangat selalu,
Mariska Lubis
Saya suka prinsip itu, susah zaman sekarang menjumpai orang-orang yang mempunyai prinsip yang demikian.
Bg Pidi baiq dan grup nya patut di contoh oleh generasi muda sekarang.
Perjuangan butuh tekad dan pendirian tinggi
Terimakasih telah berbagi kakak @mariska.lubis
Salam hangat buat kakak dan keluarga
Yang penting sehat wal'afiat ....amin ya ALLAH
Ayah Pidi memang patut dijadikan contoh, kita semua harus bisa sabar dan benar-benar "matang", konsisten dan selalu berusaha di jalan yang benar, tidak banyak alasan dan pembenaran. Semoga kita semua bisa belajar banyak dari beliau.
Iya kak.
Jadikan sabar sebagai modal hidup
Selalu konsisten
Terimakasih kakak
Mantap,,,, semoga sukses selalu
sama-sama, sukses selalu untuk semua.
Indahnya masa lalu,kenangan masa silam muncul kembali.
Iya nih, langsung jadi nostalgia.
Salam kenal kaka mariska.. q Ze dari Ksi Tw
Posted using Partiko Android
selamat bergabung dan berkarya!
Huaaaa, pasti seru deh lihat shootingnya, Teh! Pengen!
Btw, saya kagum banget dengan sang Imam Besar The Panas Dalam yang berani mendeklarasikan pendirian negara TPD kala itu, hehe. Salam hormat sama si ayah, ya, Teh!
datang aja ke Pandal kak, ketemu sama ayah...
saya ngebayangin Teh @mariska lagi remaja, mungkin seperti Milea
hahaha... Milea cantik banget deh....
Dilan memang luar biasa, jadi penasaran dgn koboy kampus
tunggu tanggal mainnya... nanti akan ada film kelanjutan Dilan juga...
Wah, tahun 1995 saya masih kelas 1 sd 😂 . Kenangan saya di tahun cuma tentang film dono kasino indro hehehhe