Radio Rimba Raya, One of the Witnesses of the History of Indonesian Independence through its Broadcast.
Rimba Raya Radio monument is one of history that voiced that indonsea still existed during the second military aggressio.
Radio Rimba Raya which is one of the radio that broadcasts that Indonesia still exist to the outside world during the second military aggression in republic of indonesia, which emitted from jungle area, gayo rime door, bener meriah, aceh.
Radio Rimba Raya through broadcasts was delivered in short news during the struggle for independence, where the news was broadcast through a radio station of one kilowatt of American power and the news of Indonesian indulgence spread to various countries at that time.
This radio plays a major role in independent Indonesia with broadcasts played in the jungle highland gayo.
Radio Rimba Raya at that time led by Colonel Husein Yusuf, the selection of mountainous areas is estimated to avoid the invaders because dihimpit by mountains and forest grove, and can easily emit broadcasts because it is at a height.
Radio Rimba Raya broadcast broadcast by using several languages, Indonesian, urdu, english, dutch, arabic and china.
Now the radio became a monument inaugurated by the minister of cooperatives and bulog, Bustanil Arifin, on 20 september 1990.
This monument is seen only used as a place to play the children around, even the monument is seen without any maintenance and began to moss around the walls of the monument, there are even a variety of graffiti.
One of the historical witnesses of the existence of the rimba raya radio that speaks Indonesian still exist during the colonial period, named RM Tukiran, stated that so far the concern for the jungle as the information to the world is still less attention, whereas the jungle should be aligned with other monuments in Indonesia the meritorious of Indonesia's independence.
R.M. Tukiran also has some documents about several documents about the rimba radio, owned by his parents and himself as a person who often went to the jungle radio with TNI apparatus at that time.
Meanwhile, the statue of the jungle so far by some media workers in the festive bener, to commemorate the national press in the monument as a monument of meritorious to the workers of the press until now.
Not only that, the government is fierce, in order to maintain the big name of the jungle radio that broadcast Indonesia still exist in the world, making a radio with local sekala with LPP name of the rimba raya radio located in the government building bener festive.
The symbol of the statue of the jungle, so big in the district bener festive district, where the symbol of the monument, pinned on the symbol of regional bener festive.
The radio device of the jungle is now in the national army Indonesian army meners, registered with number 60.607.318.
Bahasa Indonesia
Radio Rimba Raya yang merupakan salah satu radio yang menyiarkan bahwa indonesia masih ada ke dunia luar pada masa agresi militer kedua di republik indonesia, yang dipancarkan dari kawasan rimba raya, pintu rime gayo, bener meriah, aceh.
Radio Rimba Raya melalui siaran disampaikan dalam berita singkat pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dimana berita disiarkan melalui stasiun radio berkekuatan satu kilowatt amerika dan berita kemedekaan indonesia tersebar ke berbagai negara pada masa itu.
Radio ini berperan besar dalam indonesia merdeka dengan siaran yang dipancarakan dalam hutan belantara dataran tinggi gayo.
Radio Rimba Raya pada saat itu dipimpin oleh Kolonel Husein Yusuf, dipilihnya kawasan pergunungan diperkirakan dapat terhindar dari para penjajah karena dihimpit oleh pergunungan dan hutan belukar, dan dengan mudah dapat memancarkan siaran karena berada pada ketinggian.
Radio Rimba Raya memancarkan siaran dengan meggunakan beberapa bahasa, bahasa indonesia, bahasa urdu, bahasa inggris, belanda, arab dan cina.
Kini radio tersebut menjadi sebuah tugu yang diresmikan oleh menteri koperasi dan bulog, Bustanil Arifin, pada tanggal 20 september 1990.
Tugu ini terlihat hanya dijadikan tempat untuk bermain para anak-anak sekitar, bahkan tugu tersebut terlihat tanpa adanya perawatan dan mulai berlumut di sekitaran dinding tugu, bahkan terdapat berbagai coretan.
Salah satu saksi sejarah keberadaan radio rimba raya yang menyuarakan indonesia masih ada pada masa penjajahan, bernama R.M Tukiran, menyatakan bahwa selama ini kepedulian terhadap rimba raya sebagai pemeeri informasi kepada dunia masih kurang mendapatkan perhatian, padahal rimba raya harusnya dapat disejajarkan dengan monumen lainnya di indonesia yang berjasa atas indonesia merdeka.
R.M. Tukiran, juga mempunyai sejumlah dokumen tentang beberapa dokumen tentang radio rimba raya, milik orang tuanya dan dirinya sebagai orang yang sering ke radio rimba raya dengan aparat TNI pada masa itu.
Sementara itu, tugu rimba raya sejauh ini oleh beberapa pekerja media di bener meriah, melakukan hari peringatan pers nasional di tugu tersebut sebagai tugu yang berjasa atas para pekerja pers hingga sekarang.
Tidak hanya itu, pemerintah bener meriah, demi menjaga nama besar radio rimba raya yang menyiarkan indonesia masih ada pada dunia, membuat radio dengan sekala lokal dengan nama LPP radio rimba raya yang berada di gedung pemerintahan bener meriah.
Lambang tugu rimba raya, begitu berarti besar dalam berdiriya kabupaten bener meriah, dimana lambang tugu tersebut/ disematkan pada simbol kedaerahan bener meriah.
Perangkat radio rimba raya kini berada di meuseum tentara nasional indonesia angkatan darat, teregistrasi dengan nomor 60.607.318.
Takengon, 14 Feberuari 2018
@mzeck
Luar biasa. Mantap jiwa radio Rimba raya
Radio rimba raya punya peran besar dlm publikasi keberadaan indonesia jaman penjajahan, dimana radio ini tidak bisa didekti oleh penjajah, krn berada dalam hutan belantara pegunungan gayo, sehingga hanya radio ini yg dgn mudah melakukan komunikasi pada saat itu.