Virus Sial Musuh Waktu

in #virus7 years ago

20180512_233117.jpg
Persiapan yang paling baik adalah ketidakpastian itu sendiri.
Guys. Pernah enggak sih kalian merasakan ketika sudah merencanakan sesuatu terus enggak jadi? Pasti kesel banget ya? Padahal sudah ditentukan jauh-jauh hari tanggalnya dan sudah dipersiapkan beragam perbekalan tentunya.

Akan tetapi, pas ketika kita berangkatnya dadakan, persiapan ala kadarnya karena waktunya sempit, dan segala ke buru-buruan lainnya, tapi malah jadi berangkat?

Pasti dua hal di atas kalian pernah ngalamin. Sama, saya juga. Sering malah. Salah satunya sedang saya alami langsung hari ini.

Sudah jauh-jauh hari saya berniat pulang Kampung ke desa kecil saya di Ciwidey. Sudah saya prepare dari jauh-jauh hari, saya sudah ijin ke orang-orang terdekat dan saya juga sudah servis motor. Tapi, eh malah enggak jadi kerena hari itu kerja full sampai sore dan kalau dipaksain berangkat bahaya karena kondisi badan lagi kurang fit.

Akhirnya ya rencana pulang saya batal. Tapi kemaren pas saya chat Asep, temen saya orang Cianjur. Semuanya berubah total.
"Sep, Munggah (saur pertama) di kampung enggak?" tanyaku iseng sore hari.
"Ia Ja insyallah, besok mau pulangnya." jawab dia melalui pesan WA.

Otak sebelah kiriku langsung bereaksi, ada bola lampu yang bercahaya seketika.
"Oh ia bareng ajah ya sama Asep, berangkat malam, istirahat dulu di rumahnya dan paginya lanjut perjalanan ke Bandung," bisik otak kiriku.
"Ya udah sep bareng ajah sama saya naek motor, nanti saya istirahat dulu di rumah Asep"

Tanpa banyak pertimbangan pastinya ia akan mengamini ide saya, siapa juga yang mau nolak tumpangan gratis. Hahaha

Keesokan harinya seperti biasa, kerjaan menyerbu dari berbagai sudut. Membagikan undangan rapat, menyebar proposal Ramadhan, mengantar teman ambil motor, mengambil buku ke percetakan dan sebagainya. Banyak yang harus saya kerjakan hari itu, padahal mau pulang kampung. Bisa ajah sih saya tinggalkan itu semua. Tapi kalau saya tunggalkan, bisa berakibat massal, mau enggak mau saya laksanakan.

Jam 7 malam saya baru pulang dari percetakan di Depok, Asep sampai mengomel bilang jadi atau tidak, karena hari sudah beranjak malam. Akhirnya saya sampaikan kita pasti jadi berangkat malam ini. Sebenarnya berat, virus ngantukan yang sudah mengendap lama di mata ini sering sekali kambuh di saat yang kurang tepat. Beberapa kali sepanjang perjalanan dari Depok ke Ciputat saja, hampir saja motorku bertabrakan dengan pantat mobil dan adu jotos sama motor orang.
20180513_015656.jpg
Namun, "persiapan terbaik adalah ketidakpastian itu sendiri", menjadi suatu kalimat nekat mujarab untuk nenangin si Asep dan terutama nenangin diri sendiri yang lebih panik. Apalagi kita berdua, bisa saling mengobrol kalau perlu teriak-teriak dan saling pijit sepanjang perjalanan ke Cianjur. Kita akan lakukan segala cara agar enggak ngantuk. Atas semua dasar pertimbangan gila tersebut, akhirnya kita berangkat jam 9 malam.

Kok baru berangkat?
Godaan pertarungan pangeran biru di atas lapangan hijau selalu menarik dan wajib hukumnya untuk ditonton oleh kami para Bobotoh udik.

Sepanjang perjalanan, ternyata apa yang saya khawatirkan tidak terjadi, karena virus itu tidak kambuh untuk malam ini, tepat pukul 1 pagi, hawa dingin Cianjur menyapa hidung dan telingaku yang terasa kaku. Sesampainya di rumah Asep, ada pangeran Madrid kali ini yang sedang bertarung, namun sial. Virus itu kembali datang dan saya dibuatnya terkapar tanpa ampun.

Epilog: paginya saya berangkat menjutkan perjalanan ke Bandung, berhenti sekali di rest Area, ada teteh-teteh cantik yang jadi petugas SPBU. Akhirnya saya sampai kampung halaman dengan selamat. Eh sendiri deh.
Terima kasih sudah membaca.20180512_233117.jpg