FAMe Hadir Bersama IJA

in #writing7 years ago (edited)

Kelas Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Lhokseumawe pada pertemuan yang ke 21 hadir di antara peserta Ikatan Jurnalis Al- Muslimun (IJA) di Pesantren Terpadu Al- Muslimun Lhoksukon.

Pertemuan FAMe kali ini sangat menarik, betapa tidak? Karena kelas FAMe pertemuan setiap hari sabtu yang biasanya lokasi daerah Lhokseumawe. Pada hari Sabtu, 24 Februari 2018 hadir di kalangan santri Pesantren Al - Muslimun yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Al - Muslimun (IJA) Lhoksukon.
image

Pada sesi pertama yang bertindak sebagai pemateri adalah Asmaul Husna, sesi kedua Zulfikar Husien, dan sesi ketiga pembagian kelompok. Asma memulai pemaparanya mengawali dengan memperkenalkan diri, menampilkan slide karya-karyanya yang sudah berhasil diterbitkan di media cetak serambi indonesia, sempat juga menceritakan berbagai pencapaian penghargaan dan pengalamannya dalam hal literasi. Sebagai materi awal Asma menayangkan slide power poin materi yang sudah disiapkan dengan kalimat "Manusia Modern 1000 kata/hari." Asma menjelaskan, pada zaman now tidak ada yang tidak menulis, bahkan menulis sampai 1000 kata/hari, misal: menulis di media sosial, sms, berbalas chat di whatsApp dan lain sebagainya. Yang intinya pada zaman now orang sudah menulis, tapi penempatannya yang masih belum tepat. Maka disini Asma mengajak peserta untuk menulis dengan benar dan baik.
image

"Monster" Bagi penulis pemula.

  • "Pikiran bahwa menulis itu sulit," pemikiran ini harus dibuang jauh-jauh, karena dalam menulis tidak ada istilah sulit jika ada kemauan dan komitmen.

  • Ada juga yang berpikir, "tidak tahu memulai dan susah mengakhiri," menulis sebenarnya sih gampang saja, tidak harus berpikir memulai dan mengakhiri, yang penting mulai saja dulu nanti akan menemukan sendiri kalimat-kalimat berikutnya.

  • Ada juga yang merasa tertekan oleh deadline, kasus seperti ini tidak perlu dikhawatirkan, ketika menulis akan bisa menyelesaikan tulisan tepat waktu.

  • Yang lebih parah lagi orang tidak percaya diri, dia khawatir menghasilkan tulisan yang buruk, sehingga ia tidak berani tulisannya dibaca orang lain. "Kalau telur di simpan 21 hari sudah menetas, kalau tulisan 21 tahun di simpan di lemari tidak akan beranak" kata Asma. Karena semua kita membutuhkan proses, semakin banyak tulisan kita dibaca orang lain akan semakin baik tulisannya.

  • Ada yang malu pemikirannya dibaca oleh orang banyak. Model seperti ini tidak patut ditiru, karena berbagi pemikiran tidak seharusnya dengan bicara, dengan tulisan juga berbagi pemikiran.

  • Yang paling fatal, Suudhan kalau tulisannya tidak dimuat di media massa. Karena berprasangkan buruk sehingga tulisannya tidak pernah dikirim ke media, tidak pernah dikirim lalu apa yang diterima? Pemikiran seperti ini tidak patut untuk ditiru.

image

Rahasia Penulis

  • Punya buku "catatan monyet"
    Maksud catatan monyet
  • Rajin mencatat dan menghayal
  • Peka dan pandai membaca situasi lingkungan

Sesi ke dua, dilanjutkan oleh Zulfikar Husien sebagai jurnalis, memperkenal diri kepada peserta IJA, menyampaikan motivasi, dan menceritakan pengalaman pernah penghargaan travel ke Papua. Zulfikar menyampaikan materi tentang penulisan berita. Dalam menulis berita sebenarnya gampang saja sih, tidak perlu panjang lebar, cukup dengan 5W+1H.
image

Apa itu 5W+1H?

Adalah rumus untuk mencari pokok inti masalah dalam menyusun berita. Mengapa demikian? Dikarenakan 5W+1H inti-inti penyusunan berita. 5W+1H itu sendiri diambil dari kata bahasa inggris, seperti What, Who, When, Why, Where dan How. Dalam bahasa indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan, Di mana dan Bagaimana. Peserta dikasih kesempatan untuk menulis berita dengan rumus 6W+1H dan dikoreksi bersama dengan anggota FAMe pada sesi ketiga.

image

image

image

Pada sesi ketiga atau sesi koreksi tulisan peserta. Peserta yang hadir 50 orang di bagi 5 kelompok, masing-masing kelompok didampingi seorang dari FAMe. Termasuk saya sendiri mendampingi 1 kelompok, peserta terlihat sangat antusias mengikuti kagiatan pelatihan dan dengan bebas bertanya. Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 12.00 wib, Pak Mawardi sebagai narasumber mengabarkan bahwa waktu kita sudah habis. Sebenarnya masih banyak sekali yang perlu dibahas dan peserta ada yang masih mau mengajukan pertanyaan. Berhubung waktu sudah habis, terpaksa kegiatan diakhiri. Peserta sangat berharap ada kegiatan lanjutan.[]
image

Sort:  

Tepatnya pertemuan ke 21...hehe..

Oya, lupa saya.