1.2. ILMU BUMI

Ilmu kebumian pertama kali dikemukakan oleh Julius Caesar^{(46 SM)} yang menyatakan perhitungan waktu didasarkan atas penunjukan sideris dengan pembulatan. Saat itu berlaku ketentuan yang kemudian dinamakan Tarikh Julian, seiring berjalannya waktu pada tahun 1582 Pope Gregorius XIII melakukan perbaikan kalender, sehingga semenjak tahun 1582 berlaku tarikh baru, yaitu tarikh Gregorian.

Julius Caesar

Pope Gregorius XIII

Pengukuran derajat pertama kali dilakukan oleh Eratosthenes^{(275-195 SM)} dari Alexandria, kemudian diulang dan disempurnakan oleh beberapa ilmuan, antara lain W. Snellius dan Pierre Méchain, dengan pengukuran cermat ynag dilakukan, didapat bahwa bumi sesungguhnya tidak benar-benar bulat seperti bola, namun terdapat pemampatan pada kedua kutubnya. Menurut Friedrich Robert Helmert ukuran bumi mendekati realitas jari-jari bumi di khatulistiwa 6378.4 km persegi, jari-jari bumi di kutub 6356.9 km dan pengukuran massa bumi berdasarkan HK Newton memperkirakan massa bumi sebesar 6 * 10²⁴ kg.

Eratosthenes

Willebrord Snellius

Pierre Méchain

Friedrich Robert Helmert

Pada Mulanya terdapat suatu teori yang menyatakan bahwa bumi pusat alam semesta dengan anggapan bahwa bumi itu diam di tempatnya dan benda-benda langit yang lain bergerak mengelilingi bumi. Teori ini dikemukakan oleh Claudius Ptolemy yang di sebut dengan Geosentris yang bertahan sampai 14 abad, tetapi abad ke 16 Nicolaus Copernicus mengemukakan teori Heliosentris, yang menyatakanbahwa matahari adalah pusat tata surya dan planet-planet yang lain bergerak mengelilingi matahari. Teori Copernicus semakin kuat setelah didukung oleh Johannes Kepler^(1571-1630), seorang ahli astronomi Jerman abad ke 17.

Claudius Ptolemy

Nicolaus Copernicus

Johannes Kepler

---

---

_<< prev .

. next _>>

---

@wikiaan