Susah Payah Demi Manisnya Kelengkeng

in Steem SEAyesterday

Apakabar rekan steemians semuanya

- Foto edit via Canva


KETIKA tanaman berbuah, harusnya kita bahagia dan bangga. Bahagia, karena usaha merawatnya tidak sia-sia. Bangga? Saya belum menemukan diksi yang tepat untuk berbangga hati dengannya. Makanya abaikan saja; menjadi tidak bangga. Tapi, yang jelas, sebagian besar mumet di kepala sudah lepas usai memanjat pohon kelengkeng ini.

*****

Kemarin, saya tidak mengantar anak-anak ke sekolah. Tak ada kegiatan belajar mengajar. Sehingga saya pun merasa lebih santai. sebelum jam sembilan, istri mengajak membungkus kelengkeng. Pohon kelengkeng sedang berbuah. Buahnya jauh di ujung dahan. Susah untuk membungkus. Supaya tidak disantrongi tupai di siang hari. Kalong kala waktu malam.

20241219_095205.jpg

Untuk melindungi kelengkeng dari patukan kalong dan tupai serta hama lain, butuh kerja keras. Saya pun harus meminjam tangga tetangga yang tingginya dua meter lebih. Dengan tangga ini, mencapai ujung dahan kelengkeng juga sulit. Harus pakai bantuan lain agar bisa mendekat. Dengan bersusah payah, karung bekas serta plastik dari toko oren segera diikat, membungkus buah yang sudah sebesar kelereng.

Sangat disayangkan. Buah-buah yang melambai-lambai di ujung dahan tertinggi tak bisa di salop. Saya pasrah saja. Mungkin itu jatahnya alam. Untuk tupai dan juga kalong. Masalah besarnya adalah, pohonnya mulai meninggi, bakal buah juga di ujung dahan tertinggi. Sampai-sampai saya berrpikir untuk memangkasnya Pruning adalah salah satu cara agar tidak bahan dahan yang menusuk langit.

20241219_101249.jpg20241219_095142.jpg
20241219_114636.jpg20241219_114402.jpg

Dari atas tangga saya mengambil gambar-gambar ini. Tentu saja setelah membungkus bakal buah, baru giliran foto kemudian. Tangan tetap harus berpegangan. Karena kalau sempat jatuh, bangsal rumah sakit sudah menuggu. Dengan hati-hari saya menyelesaikan ini. Meski, tak ada jaminan semua yang sudah dibungkus akan berhasil bagus.

Pengalaman sebelumnya, boleh dikata, hanya 60 persen saja yang bisa dinikmati manisnya kelengkeng. Sisanya, ada yang sudah duluang diembat kalong atau tupai. Karung-karung itu juga tidak menjadi jaminan, kalong tidak menggangu buah yang sudah dibungkus.

20241219_101359.jpg

20241219_095156.jpg20241219_114516.jpg
20241219_101316.jpg20241219_101336.jpg
Foto-foto edisi memanjatDari atas tangga tinggi

Saya sudah lama berpikir untuk melindungi bakal buah kelengkeng dengan membuat jaring besar di sekeliling batang. Sayangnya, tahun lalu jaring bekas sudah dibeli, tapi sayang yang diaplikasikan butuh banyak tenaga dan usaha keras. Tak cukup dengan mengandalkan jurus 'si kuyuk melempar buah'. Tapi harus turun semua daya untuk mengaplikasikannya. Merepotkan.

Karena berpikir hal itulah yang membuat gagal dan batal menarik jaring ke sekujur batang pohon. Dari sini kita mendapat pelajara hidup. Untuk mendapatkan hasil yang bagus dan baik, tentu harus bekerja keras. Tidak ada yang instan. Begitu juga dengan kelengkeng ini. Sungguh sayang disayangkan memang. Tapi, apa daya.

Meski buahnya tebal dan manis, kita hanya bisa menikmati yang tersisa. Meski panenya tak maksimal, tapi karena manisnya itu membuat lupa akan susah payah sebelumnya serta jumlah panen yang tak seberapa. Intinya, nikmati dan syukuri saja. Itu adalah keputusan paling bijak.

divider-36066.png


*****

10 % payout to @steem.amal


Thanks for being with me and reading my post patiently

*****

Salam @Munaa

Sort:  
 yesterday 

Mantap pokok jih abang jurnalis dalam menekuni pertanian aneka macam buahnya, hayeu!

 17 hours ago 

Itu bagian dari "mengasingkan" diri dari dunia jurnalis yang makin hari makin tak sehat lagi ku tengok. Karena di sana makin banyak resah, maka kebun-kebun inilah yang menjadi tempat menampung segala keluh kesah, agar pikiran tetap dalam jalan yang benar.... hehe

 16 hours ago 

Mantap, aku dukung dengan do'a dan komentar.. pokoknya jangan berhenti nulis, nggak jadi jurnalis aja jalannya

 17 hours ago 

Hati-hati manjatnya jangan sampai bangsal rumah sakit menunggunya pak😝, kalau sudah tinggi dan hanjet ta salop yang pah bak takoh sikhan

Kalau sudah berbuah hati kita sangat senang namun untuk menikmatinya juga harus dengan penuh perjuangan, mehan ka Hana cara payah merupah Ngon lhoeng , tupe tambah Lom sipue Tek bue... Tanyoe payah pajoh Tangke sagai ujoeng buet🤭

 17 hours ago 

Jangan berdoa yang kon-kon ya, 😝, untuk rencana koh memang sudah dalam planning, tinggal menunggu waktu, agar tidak pening membuang dahannya.

Memang risiko punya kelengkeng ya begitu, harus berjuang untuk mendapatkan yang manis-manis, lagee awak jeh, 😝... Dan, alhamdulillah, di tempat kami tak ada rombongan bue, sehingga tidak begitu khawatir. Yang sangat dikhawatirkan itu lhong, sebab mereka main malam.

Kalau dia main siang mungkin bakal senasib dengan tupai, hehehe

 16 hours ago 

🤪