The Diary Game, 5 Oktober 2024 | Mengademkan Diri di Warung Rindang
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
MENGHABISKAN waktu dari pukul delapan hingga sepuluh pagi di warung kopi. Sekilas itu membuang-buang waktu. Bagi saya rutinitas itu, bisa menghasilkan banyak kesempatan untuk membuat postingan. Kerjaan online, terkadang memberi ruang yang berbeda. Waktu dua jam lebih itu saya manfaatkan dengan apik.
Pukul 10 saya menjemput Ghazie pulang sekolah. Hari ini, lebih dia pulang lebih cepat. Sebab pihak sekolah kegiatan employee gathering. "Sehubungan dengan penghargaan adiwiyata nasional, maka seluruh keluarga besar MIN 5 dan siswa-siswi anggota adiwiyata, duta lingkungan, polisi adiwiyata dan lainnya akan melakukan employee gathering."
"Oleh karena itu penjemputan siswa di hari sabtu ini dilakukan pukul 10.00 WIB. Demikian maklumat ini kami sampaikan dan terimakasih kami ucapkan atas pengertian ayah bunda."
Usai ini, kami pun langsung menuju ke Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Kali ini menjemput Gulfam. Ia bersama sekolahnya bikin acara di sana. Nyaris semua Taman Kanak-kanak yang ada di Ulee Kareng mengikuti acara tersebut. Kami pun harus menjemput ke sana. Kami pulang pun dikepung gerimis sepanjang jalan.
|
Selepas Zuhur, saya mempersiapkan diri dengan beberapa kegiatan di sekitaran pekarangan rumah. Setelah selesai semuanya, saya langsung menuju ke Cut Ayah. Warung kopi yang bikin adem dengan suasananya yang nyaman. Selain itu, ramuan jahenya juga bikin kangen. Saya suka minum ramuan ini.
Saya pun "berkultivasi" di sini dari jam tiga hingga pukul enam sore. Selama itu, memang cuaca lebih adem. Sebab, di luar juga cuacanya sedikit mendung. Warung Cut Ayah hari ini sedikit lebih sepi dari biasanya. Tidak begitu banyak pengunjung. Hanya di sisi belakang yang sedikit padat.
Sepertinya ada pertemuan komunitas. Itu saya rasakan saat melihat salah seorang ketua kelompok ini bicara berapi-api, saat saya hendak menunaikan ibadah Ashar. Sialnya, musalla kecil yang ada di situ tak ada air dia pipanya. Mungkin ini efek dari matinya listrik tadi. Setelah menunggu hampir setengah jam, baru kemudian air mengalir.
Pukul 18.22 WIB, saya pun segera bergeser dari warung kopi yang cukup rindang ini. Soal minumnya jangan ditanya. Minuman favoritnya adalah jahe serta penganan tradisional seperti pisang rebus, kacang rebus hingga ketela. Nyaris semua yang masuk ke sini, pesanannya adalah jahe merah panas.
Usai menghabiskan waktu hampir tiga jam lebih, saya pulang. Karena selepas Magrib harus ke salah satu supermarket untuk belanja kebutuhan anak-anak. Selepas Isya kami segera ke lokasi dimaksud. Dua puluh menit kemudian, selesai semua urusan dan kami pun beristirahat.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
06/10/2024
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Thank you friend @max-pro