[STEEMLiteracy] Untuk apa Bergabung Dalam Komunitas Penulis: Ini Manfaatnya |steemCreated with Sketch.

in STEEM Literacy4 years ago (edited)



Para penulis, seperti profesi lain, juga mengorganisir diri dalam berbagai komunitas. di Indonesia, saat ini berkembang berbagai komunitas penulis di berbagai daerah. Forum Lingkar Pena (FLP) merupakan salah satu komunitas penulis yang besar dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia di mana 70 persen anggotanya merupakan perempuan (Mahayana, 2012).

Ada juga Komunitas Utan Kayu dengan Gunawan Mohammad dan Ayu Utami sebagai ikonnya, ada Komunitas Sastra Indonesia, dan masih banyak komunitas penulis lainnya yang bisa menjadi tempat berbagi ilmu dan informasi. Bahkan, guru juga memiliki komunitas kepenulisan seperti Agupena.

Komunitas adalah sekadar wadah yang tidak melahirkan kreativitas karena kreativitas lahir dari individu (Mahayana, 2012). Namun, dalam komunitas lahir berbagai gagasan, pemikiran, kritik, dan terjadi pertukaran gagasan yang mengubah pola pikir seorang individu. Namun, jangan sampai komunitas penulis terjebak dalam aktivitas organisasi semata dan kurang berkarya.

Mengapa perlu bergabung dengan komunitas kepenulisan?

  1. Mendapatkan berbagai informasi baik pelatihan maupun lomba menulis.
  2. Saling mengoreksi tulisan sehingga menjadi lebih baik.
  3. Menjaga semangat menulis.
  4. Mempromosikan karya.
  5. Membangun budaya membaca.

Cara menjadi penulis hanya dua; menulislah terus dan membacalah terus. Tidak ada penulis yang tidak suka membaca. Menulis dan membaca adalah satu paket, seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Membaca bukan saja menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bidang tertentu, juga menambah pengetahuan menulis, kosa kata, dan tata bahasa. Membca juga termasuk salah satu langkah dalam mendapatkan ide kepenulisan dan mengatakan writing block. Penulis Amerika kelahiran Uni Sovyet, Vladimir Nobokov (1899 – 1977) menyebutkan, pembaca yang baik memiki kekayaan imajinasi, ingatan, kosa kata, dan sejumlah kekayaan artistik.

Sebelum mengirim tulisan ke sebuah media massa, banyak-banyaklah membaca tulisan orang lain yang pernah dimuat di media tersebut. Bukan berarti melakukan plagiat atau meniru gaya menulis orang lain, tetapi setiap media mempunyai visi berbeda, demikian juga gaya penulisan.

Bahkan, seorang penulis yang jeli, sampai masalah kecil diperhatikan. Misalnya, di Kompas ditulis “Lhok Seumawe” dan di media lain “Lhokseumawe”. Atau di Kompas ditulis “Sumatera” dan di Republika “Sumatra”. Mana yang benar, setiap media memiliki argumentasi masing-masing. Media besar biasanya memiliki direktur bahasa.

Ada penulis, sebelum menghasilkan sebuah tulisan sudah meniatkan ke media mana tulisan tersebut akan dikirim. Ada juga penulis yang tidak mau memikirkan soal itu. Baginya, menulis saa dulu agar tidak terkekang dengan batasan-batasan yang ada. Setelah tulisan selesai, baru akan dikirim ke media yang sesuai. Nah, kita termasuk tipe yang mana?

Mengapa tulisan ditolak/Jangan takut ditolak

Sebuah tulisan ditolak tidak selamanya karena kualitasnya buruk. Bisa jadi, tulisan tersebut terlalu panjang/terlalu pendek, atau momennya sudah berlalu, atau bisa jadi tercecer (misalnya masuk ke spam). Jadi, jangan terlalu cepat memvonis diri tidak berbakat ketika 10 atau 20 tulisan ditolak.

Jangan menggantungkan masa depan kepenulisan pada selera seorang redaktur. Tidak selamanya tulisan bagus itu dimuat, dan tidak selamanya tulisan buruk itu ditolak. Ingatlah itu...

Semua penulis pernah merasakan ditolak. Bedanya, calon penulis besar tidak pernah menyerah saat ditolak. Baca kembali tulisan tersebut, revisi, dan kalau isunya masih aktual, kirim ke media lain. Kalaupun tidak cocok untuk media lain, simpan saja tulisan tersebut sebab kita tak pernah tahu kapan tulisan itu kita butuhkan kembali. Bisa jadi, momen tersebut terulang sehingga tulisan itu mendapat kesempatan untuk diterbitkan dengan beberapa penyesuaian.[]


Logo Jadi.jpg

Let's to join STEEM Literacy.

Sort:  

Izin bergabung di komunitas steemliteracy, bang. 🙏

Ayolah, @nasrul. Kita bangun diskusi yang cerdas dan kita perkuat budaya literasi di #STEEMLiteracy.

Bang @ayijufridar_ siap bang. Kalok ada acara jgn lupa ajak bg.

Pasti kami ajak, kalau bisa @nasrol nanti menjadi salah satu narasumbernya.

Tidak ada alasan tulisan ditolak untuk terbit di Steemit... Hehehe...

Semua postingan pasti layak tayang dan yang plagiat pasti kena flag.

Komunitas yang penuh ilmu. Bagi saya @STEEMLiteracy komunitas yang saya tunggu-tunggu. Ini merupakan inovasi cerdas, karena menulis ibarat memahat kata, ketika mulai menulis maka sulit mengakhiri.

Waduh bg ayi saya lupa belum buat yang kemaren 😅 ini baru bisa pegang laptop, mulai aktif lagi

Terima kasih @naufal untuk desain logonya. Kami tunggu badge #STEEMLiteracy, ya.... Salam sukses selalu.

izin ikut bergabung...