Membersihkan lumpur sampai malam hari

Hagoe's Village: Dec, 26th 2025
Hari ini masih dalam suasana Cuti bersama dalam rangka Hari Natal yang diberlakukan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Tanggal 26 Desember juga merupakan sebuah momen bagi warga masyarakat di Provinsi Aceh untuk mengenang tragedi bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2004 yang lalu.
Saat itu gempa tektonik dahsyat terjadi di Provinsi Aceh yang berkekuatan 9,1-9,3 Skala Richter dengan episentrum di dasar Samudra Hindia.
Megathrust ini menyebabkan gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai hingga 30 meter di beberapa wilayah pesisir, dengan kecepatan hingga 360 km/jam.
Gelombang raksasa ini menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia, dan lebih dari 230.000 jiwa hilang, dan merupakan salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah modern.
Untuk mengenang tragedi bencana tsunami Aceh ini berbagai pihak termasuk pemerintah mengadakan berbagai acara seperti doa bersama dan tausiah di berbagai tempat, pada hari ini.
Sarapan pagiKarena ini adalah hari libur maka kami sudah bersepakat melalui WA grup family tadi malam untuk melanjutkan membersihkan rumah ibu kami yang tergenang oleh endapan lumpur, baik dibagian halaman maupun di dalam rumah akibat kejadian bencana ekologis di akhir bulan November kemarin.
Keluarga adik dan kakak ku pun akan sama-sama pulang kampung untuk membersihkan rumah ibu, agar ibu dan ayah kami yang saat ini sedang berada di rumah kakak, bisa segera kembali ke rumahnya.
Pagi-pagi sebelum sarapan dan sambil menunggu keluarga besar ku tiba di rumah ibu, aku sudah mulai bekerja membersihkan halaman depan rumah ibu yang berhubungan langsung dengan jalan keluar kami sehari-hari.
Untuk mengeluarkan motor kami lebih sering melewati halaman rumah ibu, tetapi untuk mengeluarkan mobil, aku harus membuka pintu pagar rumah kami sendiri.
Bantuan banjirSetelah sarapan pagi, aku istirahat sebentar sambil menunggu kedatangan anggota keluarga kami yang akan membersihkan rumah ibu kami, di hari ini.
Aku nongkrong di depan TV sambil menikmati tayangan film di beberapa channel TV, yang selama libur Natal dan Tahun Baru digratiskan bagi pelanggan Indihome.
Dari TOA musholla desa kami terdengar pengumuman agar warga desa mengambil barang bantuan banjir di meunasah desa kami. Untuk itu aku meminta si Abang untuk mengambil barang bantuan tersebut.
Paket bantuan ini berupa beberapa kilogram beras, 1 liter minyak goreng dan 1 kaleng ikan dencis. Kami tetap bersyukur meskipun beras bantuan ini berkualitas rendah.
Charger HpSambil menonton film dan mendengarkan musik di TV, aku juga mulai mencicil membuat postingan untuk hari ini.
Seorang tukang paket (kurir) berteriak: Paket....paket....!
Aku keluar menuju teras depan rumah untuk melihatnya. Dan ternyata charger handphone untuk mobil yang aku pesan beberapa hari yang lalu, sudah diantarkan oleh seorang kurir J&T.
Aku memesan charger handphone untuk mobil kami pada sebuah toko online beberapa waktu yang lalu, karena charger handphone yang lama sudah hilang entah kemana.
Pesanan ku ini agak telat tiba di alamat kami karena sejak bencana ekologis beberapa waktu yang lalu, proses pengirimannya sedikit terhambat.
Mengangkut endapan lumpurMenjelang tengah hari aku makan siang di rumah dan kemudian bersiap-siap untuk melaksanakan sholat Jum'at di mesjid di desa kami.
Sepulang dari mesjid, aku segera bersiap-siap untuk membersihkan rumah ibu kami, karena keluarga besar ku sudah tiba di rumah ibu sejak tadi sebelum waktu sholat Jum'at tiba.
Kami mulai membersihkan endapan lumpur yang sudah mengeras di halaman depan rumah ibu kami, dengan mencangkulnya dan mengangkutnya dengan menggunakan gerobak sorong.
Sudah sebulan lamanya pasca bencana ekologis, endapan lumpur yang terbawa oleh air banjir belum bisa kami bersihkan karena beberapa kendala.
Halaman depan rumah ibu harus kami bersihkan agar kami bisa keluar masuk rumah tanpa hambatan, terutama bagi ayah dan ibu kami yang ingin segera pulang ke rumahnya.
Bagian dapur rumah ibuKami hanya bisa membersihkan sebagian lumpur yang ada di halaman depan rumah ibu kami. Kemudian kami beralih untuk membersihkan endapan lumpur yang ada di bagian dapur rumah ibu.
Nah, ini yang paling berat. Karena endapan lumpur setinggi 30 centimeter yang ada di bagian dapur masih agak lembek, dan kami kesulitan untuk memindahkan lumpur ini keluar rumah, karena di sekeliling rumah masih ada endapan lumpur juga.
Ketika kami mendorong lumpur tersebut, sebagiannya akan kembali masuk ke dalam rumah atau dapur ibu kami. Sehingga untuk memindahkan endapan lumpur ini membutuhkan tenaga yang ekstra besar.
Hari sudah malamKami bekerja secara bergotong royong untuk membersihkan endapan lumpur di rumah ibu kami sampai malam hari tiba, karena kami mengejar target agar cepat selesai sehingga ibu dan ayah kami bisa segera kembali ke rumahnya.
Mereka sudah tidak betah berada di rumah kakak, dan meminta agar bisa pulang ke rumah. Tetapi dengan kondisi rumah yang masih dipenuhi oleh endapan lumpur tentu hal ini tidak memungkinkan.
Kami terpaksa menghentikan kegiatan membersihkan rumah ibu karena waktu sholat magrib telah tiba, dan kami akan melanjutkan kegiatan membersihkan rumah ibu pada kesempatan yang lain untuk membersihkan sisa-sisa lumpur yang belum bisa kami bersihkan di hari ini.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@ alee75
Click Here 








