Pahit manisnya hari ini

Hagoe's Village: August, 28th 2025
Cuaca di pagi cukup adem karena semalam hujan kembali turun di kawasan tempat tinggal kami, tetapi belum menyebabkan terjadinya banjir seperti beberapa bulan sebelumnya, dimana saat itu Waduk Krueng Keureutoe belum selesai dibangun dan belum difungsikan.
Tetapi setelah difungsikan sejak akhir tahun lalu, belum pernah terjadi lagi banjir di kawasan kami, meskipun hujan turun cukup deras.
Membeli kopi
Pagi ini aku akan ke kantor Puskeswan Lhoksukon bersama adikku yang mendapatkan jadwal piket untuk melaksanakan tugas kami sebagai stakeholder peternakan dan kesehatan hewan.
Kami menggunakan motor saja untuk pergi ke kantor, dan sebelum menuju Kota Lhoksukon, aku melakukan presensi terlebih dahulu di Puskeswan Matangkuli.
Sebelum tiba di kantor, aku singgah di gerai kopi espresso seperti biasa untuk membeli segelas kopi espresso panas tanpa gula yang akan ku bawa ke kantor untuk menemani aktivitasku pada hari ini.
Kami berada di kantor Puskeswan Lhoksukon sampai waktu sholat Zuhur dan makan siang, dengan berbagai aktivitas rutin kami. Dan selain melaksanakan tugas, aku juga mencicil membuat postinganku untuk hari ini serta memantau perkembangan politik nasional melalui aplikasi YouTube.
Hari ini akan dilaksanakan demonstrasi dengan skala yang cukup besar di berbagai kota besar di Indonesia untuk memprotes kebijakan pemerintah serta DPR.
Bahkan tuntutannya adalah bubarkan DPR yang telah mengkhianati rakyat. Anggota DPR malah mengejek dengan berjoget dan mengucap kata-kata TOLOL, ketika merespon protes dari civil society. Hal inilah yang memicu amarah dari rakyat dan meminta DPR dibubarkan saja, karena selama ini lembaga ini banyak dihuni oleh para koruptor.
Di pagi harinya demonstrasi di lakukan oleh beberapa Serikat buruh yang menuntut kenaikan gaji buruh serta beberapa tuntutan lainnya.
Sayur dan buah
Ketika tiba waktu sholat Zuhur dan makan siang, aku dan adikku pulang ke rumah kami di Matangkuli. Dan sambil beristirahat aku merampungkan postinganku untuk hari ini.
Di sore hari aku memetik buah kates yang ada di dekat kolam ikan dan juga sejumlah daun singkong serta daun pepaya, karena aku mau dibuatkan sayur pahit oleh istriku.
Sedangkan buah kates yang sudah mengkal akan kami jadikan rujak di sore ini. Nantinya kami akan membeli bumbu rujak siap pakai di Rujak Nibong.
Di depan petshop
Setelah melaksanakan sholat ashar di rumah, aku akan ke kantor Puskeswan Matangkuli untuk melakukan presensi sore bersama istri dan si kecil Alvira.
Aku membawa mobil kami untuk pergi ke Puskeswan karena aku akan sekalian mengisi Pertamax mobil yang akan ku pakai untuk ke kantor dinas di Lhokseumawe pada esok hari.
Cuaca pun sudah mulai terlihat mendung dan mungkin akan kembali turun hujan, sehingga sangat pas bila kami menggunakan mobil saja.
Setelah melaksanakan presensi, kami membeli pakan pelet untuk si Anas kucing kami di sebuah petshop di kawasan Parang Sikureueng.
Ikan asin
Selanjutnya kami menuju Nibong untuk membeli bumbu rujak dan berbelanja barang kebutuhan kami di Simpang Rangkaya.
Kami juga membeli ikan asin di sebuah lapak langganan kami. Selanjutnya kami segera menuju jalan pulang ke rumah karena cuaca sudah sangat mendung disertai angin.
Kami cukup was-was dan masih teringat dengan kejadian angin kencang beberapa waktu yang lalu yang menimpa kawasan Simpang Rangkaya dan Nibong, sehingga begitu cuaca berubah menjadi tidak bersahabat, kami berupaya secepat mungkin untuk beranjak dari lokasi tersebut.
Bumbu Rujak Nibong
Ketika tiba di rumah, kami segera menyiapkan rujak dengan bahan yang ada yaitu buah kates yang aku petik tadi dan bumbu rujak yang kami beli tadi di gerai Rujak Nibong.
Aku terus memantau perkembangan demonstrasi di media YouTube dan juga Tiktok sambil menikmati rujak buatan sendiri, yang ternyata demo buruh sejak tadi pagi dilanjutkan dengan demonstrasi dari elemen mahasiswa, masyarakat umum dan juga anak-anak STM/SMK (pelajar).
Semakin malam, demonstrasi semakin panas di berbagai kota, terutama di di depan DPR RI di Jakarta. Melalui aplikasi tiktok kita bisa menonton dan mendapatkan gambaran bagaimana situasi dan kondisi demonstrasi malam ini.
Sedangkan media mainstream seperti televisi swasta tidak ada yang melakukan siaran langsung terkait demonstrasi ini. Ini adalah gambaran represi kekuasaan dan pembungkaman yang terjadi di negara kami sejak sepuluh tahun terakhir.
Dan yang paling kejam adalah terjadinya pelindasan seorang tukang ojek online yang terjatuh, oleh kendaraan taktis (rantis) dari Brimob Polda Metro Jaya.
Seorang tukang ojek online bernama Affan Kurniawan tewas setelah dilindas oleh mobil rantis Brimob Polda Metro Jaya.
Hal ini membuat demostran dan masyarakat luas menjadi berang. Mereka pun menggaungkan kode ACAB atau 1312 untuk memprotes kejadian ini.
Kronologi Affan Kurniawan dilindas mobil. Sumber
Sampai tengah malam, demonstrasi masih berlangsung. Karena sudah mengantuk aku pun tidur untuk menjaga stamina ku.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@ alee75
