You are viewing a single comment's thread from:
RE: SLC27-W6 | A One-Day Street Journalist: Street raw material business
Sambil menyelam, memungut mutiara. Mungkin itu perumpaan yang cocok @walictd. Sambil mengantar ibu ke pasar, bisa membuat postingan. Saya hampir tidak pernah mengantar istri ke pasar, sebab punya kegiatan masing-masing sejak pagi sampai malam, hehehehehe....
Di Keude Krueng Geukueh, juga sering melintas kalau ada kegiatan di bagian barat Aceh Utara, termasuk di Krueng Geukueh, di PT PIM, atau di Kampus Reuleut.
Congratulations on your post. I wish you success.
Alhamdulillah pak Ayi, lebih cocoknya kalau kata bang @aneukpineung78 " Sambil nyelam goyang-goyang wkwkwkw".
Alhamdulillah pokoknya, asal ada kesempatan langsung di gass. Btw terimakasih pak atas kunjungan pada postingan saya. Sukses untuk kita semua...
Ha! Saya suka menyiapkan makanan. Saya tahu cara menyiapkan beberapa masakan terutama khas Aceh, baik sayur, ikan maupun daging. Jadi, ke pasar, bagi saya, bukanlah kegiatan yang aneh. Dan, alhamdulillah sekarang berkat kecanggihan teknologi, mendapatkan pliek u dan asam sunti tidaklah sulit lagi kettika kita jauh dari Aceh. Haha. Sebenarnya , membuat asam sunti juga tidak sulit, hanya saja di tempat saya tinggal sekarang sulit sekali menemukan belimbing wuluh, saya telah membeli bibitnya bulan lalu dan itu masih kecil sehingga butuh beberapa bulan lagi sebelum buah pertama bisa saya nikmati.
Oke. Selamat berkegiatan. Saya tidak membuka Steem setiap hari sekarang ini. Steem On!
Ternyata masih gentayangan, kirain ntah kemana ni abangda.
Gimana kabarnya sehat bg?
Saya masih di dunia fana ini, belum merasa siap untuk pindah ke alam lain, walaupun saya telah berkali-kali bermimpi bahwa saya akan mati pada tahun ini. Walau demikian, masih ada sedikit waktu, setidaknya tahun ini masih bersisa 50 hari. Haha. Siapa tahu.
Secara fisik, dalam garis besar, saya sehat, tapi secara lebih pasti tentu saja kita butuh asesmen komplit dari orang-orang yang berkompeten (ahli dan atau praktisi kesehatan) . Saya rasa demikian juga secara mental dan spiritual. Saya pikir jawaban yang paling bisa saya berikan untuk pertanyaan itu adalah "Alhamdulillah". Alhamdulillah adalah kata yang kompleks, ada sebagina orang-orang yang menganggapnya sebagai ekspresi kesyukuran, tetapi saya rasa kata itu adalah ekspresi yang lebih tepat ke penerimaan, penghambaan, yang layak diucapkan dalam kondisi apapun (bahagia atau tidak, menerima anugerah atau musibah, sehat atau sakit, sakit dikit atau sakit kali). #mendadakustadz :v
Steem On.
PS : Terimakasih telah memvote komentar saya sebelum ini. Saya harap itu menjadi vote terakhir dari Bang Wali. Saya serius, walaupun bang Wali akan -tentu saja- sulit menemukan sesuatu dari saya untuk di-vote dalam waktu dekat. Haha.
Curated By: @walictd
Alhamdulillah, thankyou