Survive dengan anugerah dari alam

Ini sudah memasuki hari kesepuluh sejak banjir yang cukup parah terjadi di desa kami dan berbagai daerah lainnya di tiga provinsi di Indonesia.

Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang terdampak parah bencana ekologis ini, dimana beberapa kabupaten mengalami banjir dan kerusakan parah yang ditimbulkannya.

Saat ini masih banyak desa-desa yang terletak di pedalaman belum bisa diakses oleh bantuan dan menurut informasi banyak yang mengalami kelaparan karena ketiadaan makanan dan air minum.

Kerusakan infrastruktur pun cukup parah pada banjir kali ini. Dan sampai saat ini laporan kerusakan dan kerugian akibat banjir ini masih terus di-update oleh yang berwenang.

Ternyata selama banjir ini banyak terjadi kejadian-kejadian yang memilukan yang dialami oleh korban yang mempertahankan hidupnya.

Banyak juga yang hanyut terbawa banjir dan belum diketahui jenazahnya. Dan ternyata banjir ini terjadi sangat massif di berbagai kabupaten dan kecamatan di provinsi Aceh.

Kondisi rumah makcik
Banjir sudah mulai surut di rumah kami, tetapi di sekeliling rumah masih tersisa endapan lumpur yang cukup tinggi, yang merupakan bagian dari material banjir selama beberapa hari.

Endapan lumpur ini masih terlihat dimana-mana. Ketika aku menuju rumah makcik kami yang masih satu desa dengan kami, pemandangan serupa juga kutemui disana.
Adik sepupu ku terlihat sedang membersihkan endapan lumpur di halaman rumahnya yang setinggi lebih kurang 50 centimeter.

Ini memang pekerjaan berat dan melelahkan ketika banjir telah usai. Kami harus membersihkan endapan lumpur dan sampah-sampah yang terbawa air banjir.

---

Kebun sawit
Pemandangan yang sama juga terlihat di kebun sawit yang ada disebelah rumah kami yang masih tergenang oleh lumpur.

Sebenarnya aku tidak setuju dengan adanya kebun sawit diantara pemukiman penduduk. Tetapi yang bersangkutan tidak mau peduli dengan dampak kebun sawit bagi sekelilingnya.

Desa kami sebelumya tidak kebun sawit, tetapi dalam beberapa tahun terakhir pemilik tanah tersebut menanam sawit di kebunnya karena tergiur oleh harga kelapa sawit yang cukup tinggi.

Kalau mau ditelusuri penyebab banjir parah kali ini juga disebabkan oleh adanya kebun-kebun sawit yang cukup luas yang menyebabkan deforestasi massif di hampir seluruh wilayah Sumatera.

Dan kebun-kebun sawit besar ini dimiliki oleh para cukong yang berkolusi dengan birokrat lewat izin-izin yang diberikan yang menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan yang parah.

---

Kondisi rumah ibu
Endapan lumpur juga terlihat di halaman rumah ibu dan adik kami, dimana rumah adik baru saja selesai dibangun dan belum ditempati, tetapi sudah terlanjur tergenang selama seminggu lebih.

Dinding rumahnya pun sudah terlihat kotor oleh lumpur dan air banjir yang cukup keruh. Bahkan sebagian tanah timbunan yang ada di halaman juga ikut tergerus entah kemana.

---

Ikan jurung
Siang ini adikku membawa pulang beberapa ekor ikan jurung dari sungai, dan diberikan kepada ku untuk menu makan kami.

Selama banjir kemarin sampai hari ini kami selalu mendapatkan ikan-ikan dari jaring ikan yang dipasang oleh adik di kebun dan sungai di depan rumah kami.

Walaupun kami terkurung oleh banjir selama seminggu kami tetap bisa survive dengan sumber makanan yang disediakan oleh alam, yang dalam hal ini adalah ikan di sungai.

Alhamdulillah habitat ikan jurung dan beberapa jenis ikan lainnya masih lestari di daerah kami sehingga kami masih bisa menikmati ikan sungai ini.

Yang penting cara mendapatkan ikan harus dengan cara yang baik dan tidak menyebabkan ikan-ikan menjadi musnah.

Menggunakan jaring ikan masih bisa untuk mendapatkan ikan. Tetapi jangan sekali-kali menggunakan racun atau bom ikan asin yang dapat memusnahkan ikan-ikan kecil dan merusak habitatnya.

---

Menyiangi ikan. Video reels
Aku pun menyiangi ikan jurung ini dan kemudian menyerahkannya kepada istriku untuk dimasak sebagai menu makan siang kami hari ini.

Aku pribadi lebih menyukai bila ikan ini dilakukan proses pengasapan terlebih dahulu. Tetapi karena dalam kondisi darurat seperti ini maka ikan ini langsung dimasak saja.

Apalagi di rumah kami saat ini cukup ramai karena mertuaku serta ponakan kami ikut mengungsi ke rumah kami selama banjir berlangsung sampai dengan hari ini.

Rumah mertuaku porak poranda oleh banjir kemarin. Jadi walaupun banjir sudah surut tetapi mereka belum bisa kembali ke rumah mereka.

---

Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@ alee75

---