Dilema Pelaku Industri Musik di Negeri Yang Kaya Seni Budaya
"MISEU NEU PEUTEUBIT PÈNG 15RIBÈ KEU NEU BLOE KASÈT VCD ATRA NGÖN NEUH SIÔN, ÉK WEUH NEUH?"
kata sahabat saya(dirahasiakan) yg dduk d samping saya tadi malam, menjawab pertanyaan salah seorang teman(disamarkan) yg tiba2 datang menghampiri kami di salah satu tempat tahlilan dengan bahasa "SYÈH...TÖH KASÈT BARÔ NYANG PRÉ SABOH!!".
sejenak pandangan saya kaku dan tersentak bingung bagaimana saya menanggapi kedua sahabat yg sdg ada d dpn saya.
Dalam keadaan kalut tersebut terbayang secara nyata bahwa inilah dilema pelaku industri seni di negeri yg katanya kaya seni budaya.
Apa yang bisa saya jawab ya?? Karna dlm proses penggarapan album dari sejak
- membuat lirik
- membuat musik
- berangkat pergi k studyo
- rekaman bulan2an
- bayar studyo
- proses shooting
- bayar Tim
- bayar artis klip
- copy vcd
- transportasi
- distributor dll.
betapa uang sebesar Rp.1000 pun sangat penting demi untuk mmbeli segelas air *Aqu... Dan seplastik kerupuk.
Konon lagi kerugian yang ditimbulkan karna bajakan dan monetisasi di Youtube edsense.
MasyaAllah.. Apa yang bisa saya jawab?
Selain tersenyum dan "insyaallah wate mudah raseuki geu brie lé Poe".
Bèk beungèh neuh beh, lôn lakee meu'ah,
Karna lôn thèe droe, bahwa lôn kön sapu sipu meukon doa n dukungan droe neuh.
Sering terjadi bang, bahkan di luar dunia seni. Mungkin krna sebagian tanyo na yg punya pemikiran krna kenal/dekat, tanyo kana hak lebih untuk hal-hal yang demikian. Padahal, harusjih yg lebeh dekat/kenal lah yang lebih mendukung tanyo, dengan cara membeli, atau Hana lake-lake kureung harga😂 (dalam hal lain)
Saleum turi bang, lon Iqbal anak almarhum ayah tar. Yang kapasti hana neuturi lon 😂
Sukses sabee bang, amiin
Krue seumangat.. Almarhum ayah tar pidie nyoeh??? MasyaAllah saleum meuturi. Slm k kluwrga
Nyeu baang, geut insyaAllah..
Hahahahahah.. hek that bak ta peutimang ureung geutanyoe, tabiat jaroe dimiyueb toeh bacut, toeh saboeh, toeh beoek lagee kajeut keu budaya, tapi mau tidak mau harus tabi pemahaman, bahwa keurija nyoe na pangkai.. cuma brat bak ta sampaikan... tapi droe neuh leubeh ahli dalam penyampaian.. pokok jih bek teupeh kaset 15 ribe beu lagoet.. hihihihi.. bacut kritikan tulisan.. sudah sangat teraarah dalam membuat konten.. hanya perlu sedikit lagi kebiasan menulis sms, tulisan singkat yg ataupun tiba2.. mohon di perhatikan guree.. blog atau artikel tidak ada kata kata singkat.. karena watee di translate lei awak lua hana lam kamus.. hehehe.. upvoteee
Salah satu cara menghargai karya orang lain dg membelinya, dan tidak unggah ke yutub
Nyang brat parah leuh ji-upload bak YouTube tanpa rasa bersalah ikeun untuk promosi.
tetap semangat bang @joelpasesteemit
Tidak hanya dalam musik, penulis juga mengalami dilema, teman2nya bukannya beli buku tp malah minta gratis plus tanda tangan
Assalammualaikum syara loen bang Joel Pasee, dalam halnyo uloen tuan cuba merespon atra narid rakan roneuh yang pada intinya lake kaset pree. Sebanar jih model kejadian nyan bukan saja digampoeng tanyoe saja yang dapat perkara seperti itu, di gampoeng orang pun juga tak luput dari peristiwa lakee kaset pree saja. Fenomena itu wajar, sebab terkadang dia memang tidak punya uang atau sengaja memposisikan diri sbg orang yang tidak punya uang agar dia dapat memperoleh barang yang diidamkannya. Singkatnya ada satu moto "kawan tetap kawan, tetapi kalau kawan lagi berbisnis jangan diganggu", moto yang berkembang itu terkesan menjadi sebuah gerakan bagaimana suatu sistem kapitalisme sudah tumbuh di masyarakat Aceh, tetapi memang itulah realitasnya, atau moto lainya yaitu "tidak ada makan siang gratis" sama halnya menyebutkan kalau tidak ada makan siang yang gratis lagi di zaman NOW sekarang. Semuanya yaitu harus saling menghargai satu sama lain, ketika bang joel pasee sudah berkecimpung di dunia industri seni, maka rasa kapital ( pemilik barang) sudah harus diterapkan, tidak bisa lagi rasa soluliadar diterapkan di nilai kapital. Kapital adalah kapital, sedangkan solidar adalah nilai yang sosial yang hanya berlaku sebagai budaya sosial kita sebagai masyarakat sosial. Intinya adalah mereka harus diajarkan untuk menghargai, bukan kita yang belajar untuk seumur hidup harus prihatin kepada mereka.
Hehehehe...
Salam Hormat beuh..
Hampir semua pelaku seni merasakan perihal yg sama...., Kecuali pelaku seni karbitan yg ditopang oleh pemodal org dekat....
emang nah...itu kisah pilu didunia pelaku seni...bukan material yang terlalu diharapkan tapi hasil karya yang sering menjadi nilai kebanggaan walau pun kerugiaan selalu menghampiri...sukses sabe joel pasee...yang peunteng karya...karya...dan karya.....