RE: Dilema Pelaku Industri Musik di Negeri Yang Kaya Seni Budaya
Assalammualaikum syara loen bang Joel Pasee, dalam halnyo uloen tuan cuba merespon atra narid rakan roneuh yang pada intinya lake kaset pree. Sebanar jih model kejadian nyan bukan saja digampoeng tanyoe saja yang dapat perkara seperti itu, di gampoeng orang pun juga tak luput dari peristiwa lakee kaset pree saja. Fenomena itu wajar, sebab terkadang dia memang tidak punya uang atau sengaja memposisikan diri sbg orang yang tidak punya uang agar dia dapat memperoleh barang yang diidamkannya. Singkatnya ada satu moto "kawan tetap kawan, tetapi kalau kawan lagi berbisnis jangan diganggu", moto yang berkembang itu terkesan menjadi sebuah gerakan bagaimana suatu sistem kapitalisme sudah tumbuh di masyarakat Aceh, tetapi memang itulah realitasnya, atau moto lainya yaitu "tidak ada makan siang gratis" sama halnya menyebutkan kalau tidak ada makan siang yang gratis lagi di zaman NOW sekarang. Semuanya yaitu harus saling menghargai satu sama lain, ketika bang joel pasee sudah berkecimpung di dunia industri seni, maka rasa kapital ( pemilik barang) sudah harus diterapkan, tidak bisa lagi rasa soluliadar diterapkan di nilai kapital. Kapital adalah kapital, sedangkan solidar adalah nilai yang sosial yang hanya berlaku sebagai budaya sosial kita sebagai masyarakat sosial. Intinya adalah mereka harus diajarkan untuk menghargai, bukan kita yang belajar untuk seumur hidup harus prihatin kepada mereka.
Hehehehe...
Salam Hormat beuh..