Banjir hari kedua di desa kami

in Hindwhale Community17 days ago

IMG20251126165256.jpg

div.png

Hagoe's Village: Nov, 26th 2025

Hari ini adalah hari kedua banjir setinggi dua meter menggenangi desa kami, dan aliran listrik padam serta jaringan internet down sehingga komunikasi kami terputus atau terisolir dan kami terpaksa melewati malam ini dengan suasana gelap gulita.

Pagi-pagi aku bangun untuk melaksanakan sholat subuh di rumah dan kemudian segera menuju teras depan untuk melihat kondisi banjir di kediaman kami.

Banjir sudah mulai menggenangi halaman rumah dan jalan didepan rumah kami sejak kemarin sore. Dan saat itu aku sudah membawa mobil kami ke tempat yang lebih tinggi dan memarkirkan di halaman mesjid Baitul Maarif Teupin Jaloh yang merupakan mesjid di kampung kami sebagai langkah antisipasi.

Tadi malam aku terus memantau informasi tentang kondisi dan debit air di waduk Krueng Keureutoe Paya Bakong, dan sepertinya aman-aman saja.

IMG20251126065715.jpg

Banjir sudah tinggi di pagi hari. Video reels

Tetapi betapa terkejutnya aku ketika menuju teras depan rumah aku mendapati air banjir sudah mencapai teras rumah kami yang artinya tinggi air sudah semeteran lebih. Karena rumah kami memiliki fondasi yang cukup tinggi.

Sejak membangun rumah ini pada tahun 2011 lalu, aku sengaja membuat fondasi yang cukup tinggi karena desa kami sangat rawan terjadi banjir sejak aku masih kecil dulu.

Dan selama rumah ini kami bangun hanya sekali saja air banjir masuk kedalam rumah pada tahun 2022 setinggi 15 centimeter saja. Kalau di halaman tentu sudah lebih dari satu meter.


IMG20251126084759.jpg

Banjir semakin tinggi

Aku segera membangunkan anak-anak dan mulai melakukan persiapan serta memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.

Aku menggunakan kursi-kursi yang ada di rumah dan menyusunnya agar bisa diletakkan barang-barang, khususnya barang yang penting seperti dokumen-dokumen, pakaian dan lain-lain.

Kemudian aku keluar rumah menuju Simpang Empat untuk memindahkan mobil yang aku parkirkan di halaman mesjid Baitul Maarif sejak tadi malam.

Dengan ketinggian air banjir yang sudah mencapai teras depan rumah kami, artinya air banjir juga sudah menggenangi halaman mesjid tersebut.

Sehingga aku harus segera menuju mesjid Baitul Maarif untuk memindahkan mobil kami ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Aku mengarungi air banjir setinggi dada agar bisa tiba di mesjid dan memindahkan mobil kami yang ku parkir disana.Video reels


IMG20251126085523.jpg

Sarapan pagi di tengah banjir. Video reels

Aku tidak berlama-lama berada di Simpang empat, tempat dimana aku memindahkan mobil kami. Setelah membeli sarapan di sebuah warung, aku segera kembali ke rumah dengan mengarungi air banjir.

Setiba di rumah, aku sarapan sebentar bersama keluargaku, dan kemudian melanjutkan kegiatanku menyelamatkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi, karena air banjir semakin naik.


IMG20251126143956.jpg

Motor terendam banjir.

Pelan-pelan air banjir semakin naik tinggi dan mulai memasuki ruangan yang ada di rumah kami. Beberapa motor kami yang tidak sempat kami keluarkan dari rumah pada kemarin sore sudah mulai terendam banjir.

Aku tidak menyangka banjir akan semakin tinggi, dan kemudian aku melanjutkan menyelamatkan barang-barang kami termasuk dua ekor kucing yang ada di rumah kami.

Barang-barang yang tadinya sudah ku letakkan di tempat yang tinggi kembali harus dinaikkan dan diletakkan ke tempat yang lebih tinggi, karena air semakin naik.

Komunikasi dengan anggota keluarga kami pun terputus sejak pukul 09 pagi tadi setelah listrik di daerah kami padam yang diikuti dengan jaringan internet yang down.

Tak ada yang bisa dihubungi dan kami tidak tahu nasib mertuaku, adik-adik dan kakakku serta saudara-saudara kami yang lain, yang tinggal di beberapa daerah.


IMG20251126144046.jpg

Sepatu boot

Aku mengambil persediaan sepatu boot yang ada di rumah dan memberikan kepada istri dan anak-anak kami untuk dipakai agar kaki mereka tidak tergenang air banjir yang nantinya bisa menyebabkan kaki mereka gatal.

Aku terus saja menyelamatkan barang-barang kami karena air banjir semakin naik. Dan untung saja gudang belakang rumah kami belum tergenang banjir sehingga sebagai barang-barang bisa aku letakkan disana.

Perasaan kami pun bercampur aduk karena banjir semakin tinggi di dalam rumah kami. Sementara kami tidak mengetahui kondisi saudara-saudara yang lain dikarenakan listrik mati dan jaringan internet down.


IMG20251126165228.jpg

Cuci piring di air banjir. Video reels

Semakin sore banjir semakin tinggi, dan kami hanya bisa pasrah melihat kondisi ini sambil berdoa semoga kami akan baik-baik saja.

Aku segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk malam hari termasuk membantu menyiapkan makan malam kami dan mencuci piring-piring bekas makanan kami.

Aku juga menyiapkan lampu darurat sebagai penerangan kami di malam nanti, karena listrik masih padam. Dan dengan kondisi banjir setinggi ini biasanya listrik tidak akan dihidupkan oleh pihak PLN, demi keamanan warga masyarakat.

Aku membuat pelita dengan menggunakan bahan minyak goreng dan cotton Bud agar kami tidak kegelapan di malam ini. Karena air terus saja naik sampai setinggi 50 centimeter didalam rumah kami. Sedangkan ketinggian air di halaman dan sekiling rumah kami sudah lebih dari dua meter.

Kami tidur dengan perasaan was-was sepanjang malam. Sebentar-sebentar aku terbangun segera mengecek apakah air sudah merendam bed kami.

Alhamdulillah bed kami belum terendam sampai menjelang subuh. Tetapi air banjir belum surut juga.


Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@ alee75

Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti - Jalaluddin Rumi

We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here
Sort:  

Saya sama sekali tidak tahu bahasa Indonesia, tetapi dengan bantuan seorang penerjemah, saya membaca tentang masalah Anda. Aku merasa ngeri dengan apa yang terjadi di desamu. Elemen yang kejam. Foto-fotonya menakutkan, semuanya kebanjiran. Saya harap airnya sudah surut sekarang? dan anda telah datang ke indra anda sedikit, anda memiliki kekuatan dalam berurusan dengan konsekuensi dari banjir ini.

 15 days ago 

Terima kasih teman atas respon anda.
Saat ini banjir setinggi 2 meter sudah surut, setelah menggenangi desa kami selama seminggu.
Di beberapa tempat lain banjir terjadi lebih parah.

Banyak rumah yang hilang terbawa banjir. Jembatan dan jalan rusak parah. Dan banyak warga masyarakat yang meninggal dunia.
Di Kota Kuala Simpang Aceh Tamiang bahkan tercium bau busuk dari bangkai hewan yang mati dan mayat-mayat yang terperangkap dalam mobil mereka saat banjir datang.

Masih banyak daerah yang terisolir, dan mereka kelaparan karena bantuan belum bisa dikirimkan.
Sayangnya pemerintah kami tidak menetapkan status bencana nasional serta tidak membuka diri terhadap bantuan dari luar negeri.
Hal ini memperpanjang penderitaan rakyat yang terdampak banjir.
Padahal bencana ekologis ini adalah akibat kelalaian pemerintah yang membiarkan deforestasi semakin parah selama sepuluh tahun terakhir.

IMG20251208164012.jpg
Material banjir

Harrison Ford telah menyebutkan hal ini pada tahun 2014 lalu, tetapi tidak direspon oleh pemerintah kami..
Dan saat ini rakyatlah yang menanggung akibatnya...😔